Acara yang berlangsung di sepanjang Jalan Surya Kencana hingga Jalan Siliwangi ini semakin semarak dengan partisipasi 77 sanggar budaya dari berbagai wilayah.
Ketua Panitia BSF-CGM 2025, Arifin Himawan, mengungkapkan bahwa tingginya antusiasme dari seniman dan budayawan membuat panitia harus melakukan kurasi ketat.
“Tahun ini jumlah peserta membludak, sehingga panitia membatasi dan mengkurasi peserta yang tampil. Sebanyak 77 sanggar budaya akan mengisi pertunjukan dari sore hingga malam nanti,” ujar Arifin di Lawang Surya Kencana, Kota Bogor, Rabu (12/02/25).
Festival ini menghadirkan seni dan budaya dari 27 daerah di Indonesia, yang menampilkan ragam tarian, musik tradisional, serta pertunjukan khas dari berbagai suku dan etnis.
Tidak hanya itu, penampilan internasional dari Taiwan dan China turut memperkaya nuansa budaya dalam perayaan ini. Salah satu atraksi utama yang menjadi daya tarik pengunjung adalah rangkaian joli, dengan 18 joli yang diarak dalam prosesi budaya.
Selain itu, parade 34 barong dalam rangkaian liong barong menambah kemegahan acara, menarik perhatian masyarakat yang memenuhi sepanjang jalur festival.
Sejak awal acara, masyarakat tampak antusias menyaksikan berbagai penampilan, terutama saat pembukaan dan parade barong, yang selalu menjadi salah satu atraksi favorit.
Dengan kemegahan dan keberagaman seni yang ditampilkan, CGM-BSF 2025 kembali menegaskan posisinya sebagai ajang budaya yang tidak hanya menjadi kebanggaan Kota Bogor, tetapi juga bagian dari perayaan seni berskala nasional dan internasional.
Penjabat (PJ) Gubernur Jawa Barat, Bey Triadi Machmudin, menghadiri perayaan Bogor Street Festival Cap Gomeh 2025 yang berlangsung meriah di Kota Bogor, pada Rabu 12 Februari 2025.
Acara tahunan ini menjadi simbol keberagaman budaya dan agama di Indonesia. Dalam sambutannya, Bey mengapresiasi penyelenggaraan festival ini yang diinisiasi oleh Vihara Dhanagun, namun tetap melibatkan masyarakat dari berbagai latar belakang agama dan budaya.
“Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini. Walaupun pelaksananya dari Vihara Dhanagun, tetapi pesertanya ada yang Muslim, Kristen, Hindu, dan Buddha. Semuanya ikut serta, dan peserta pun beragam, bukan hanya dari Bogor, tetapi juga dari luar kota,” ujar Bey.
Ia pun menyebut bahwa suasana di Bogor Street Festival Cap Gomeh 2025 mencerminkan keberagaman Indonesia yang sesungguhnya.
“Ini betul-betul Indonesia mini. Dan yang saya senangi adalah keberagaman itu dirayakan bersama-sama. Namanya Cap Gomeh Street Festival, tapi saya rasa ini adalah pesta rakyat yang sesungguhnya,” tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Bey meminta agar festival ini ditingkatkan ke level internasional agar semakin dikenal dunia. “Saya meminta kepada Wali Kota, tolong sampaikan kepada wali kota berikutnya untuk meningkatkan acara ini ke tingkat internasional. Tidak perlu mengubah apa pun, biarkan tetap apa adanya karena ini adalah ciri khas Bogor. Dengan begitu, Bogor semakin dikenal dunia,” tegasnya.
Bey juga berharap festival ini bisa diikuti oleh peserta internasional serta menarik lebih banyak wisatawan mancanegara. “Penyelenggara sudah sangat baik, masyarakatnya juga terlibat. Harapannya, ke depan bisa ada peserta dari luar negeri dan kita ajak internasional ke sini,” tuturnya.
Ia juga mengusulkan agar area di atas rumah di depan panggung utama dimanfaatkan sebagai bagian dari panggung pertunjukan. “Tadi saya sampaikan, kalau bisa di depan panggung utama, bagian atas rumah itu menjadi bagian dari panggung. Bisa untuk menyanyi atau pertunjukan lainnya, agar lebih natural dan semakin menarik,” ungkapnya.
Melestarikan budaya yang ada di nusantara melalui Bogor Street Festival – Cap Go Meh (BSF-CGM) 2025 merupakan satu di antara misi besar terselenggaranya pesta rakyat ini. BSF-CGM rutin terselenggara setiap tahunnya.
Ketua Panitia BSF-CGM 2025, Arifin Himawan, dalam sambutannya mengatakan bahwa BSF-CGM punya tiga misi besar. “Satu, melestarikan budaya yang ada di Nusantara; kedua, untuk meningkatkan UMKM; dan ketiga, meningkatkan PAD. Kegiatan ini selalu diadakan setiap tahunnya di sepanjang Jalan Surya Kencana hingga Jalan Siliwangi,” ucap Arifin,
Tahun ini, sambung Arifin, begitu banyak seniman dan budayawan yang ingin turut andil dalam BSF-CGM tahun ini. “Dan tahun ini diikuti oleh begitu membludaknya para seniman dan budayawan yang ingin bergabung, sehingga kami terpaksa harus membatasi dan mengkurasi. Jumlah peserta yang mengikuti sore ini hingga nanti malam adalah sebanyak 77 sanggar budaya yang akan tampil di sepanjang Jalan Surya Kencana hingga Jalan Siliwangi,” ujarnya.
Penjabat (Pj) Wali Kota Bogor, Hery Antasari, menyampaikan bahwa perayaan ini bukan hanya untuk mengikat tali persaudaraan, tapi juga merupakan cerminan keragaman budaya yang ada di Kota Bogor. Semua bergabung menjadi satu, tidak memandang suku, bangsa, agama, dan kelompok masyarakat.
“Kota yang penuh keragaman, kota penuh toleransi, kota penuh kolaborasi. Mari kita hargai dan rayakan perbedaan melalui acara BSF-CGM Festival ini. Kita berharap dapat semakin mempererat hubungan antara kelompok masyarakat,” ucap Hery. (Ipunk)
Mar 21, 2025 0
Mar 13, 2025 0
Mar 08, 2025 0
Mar 07, 2025 0
Mar 21, 2025 0
Mar 13, 2025 0
Mar 08, 2025 0
Mar 07, 2025 0
Mar 21, 2025 0
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Kota Bogor salah satu...Mar 13, 2025 0
Cibinong Bogor – Pilarnews.web.id. Menjelang libur...Mar 08, 2025 0
Cibinong, Bogor. Jumat, 7 Maret 2025 Perumda Air Minum...Mar 07, 2025 0
Kepala Desa Kadumangu Kecamatan Babakan Madang Kabupaten...Mar 02, 2025 0
Acara Rapat Minggon yang diselenggarakan di Aula Desa Tugu,...