PILARNEWS – Kualitas Udara Di Jakarta Kembali Menjadi yang Terburuk

Kualitas Udara Di Jakarta Kembali Menjadi yang Terburuk

Jun 24, 2022 horebs NEWS 0

Lidia Nur Ardelia Nugroho
S1 Digital Public Relations – Telkom University

Beberapa hari terakhir, kondisi udara di Jakarta kian menurun dan langsung mendapat respon
dari BMKG. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan faktor
yang mempengaruhi peningkatan konsentrasi PM2.5 yang terjadi di Jakarta ini.
Urip Haryoko selaku Pit. Deputi Bidang Klimatologi BMKG mengatakan bahwa dalam
beberapa hari terakhir ini PM2.5 mengalami peningkatan konsentrasi dan berada di level tertinggi yakni 148 μg/m3. PM2.5 dengan konsentrasi ini dapat dikategorikan sebagai kualitas udara yang tidak sehat. Karena itu dapat terlihat bahwa kondisi udara di Jakarta cukup pekat/gelap dibandingkan dengan biasanya.
Partikulat (PM2.5) merupakan partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 2.5 mikron (mikrometer). Yang mana jika terhirup, PM 2.5 akan mengganggu saluran pernapasan manusia karena ukurannya yang sangat kecil dan akan menyebabkan sesak napas dan kurangnya fungsi paru–paru. Tidak hanya itu, partikel udara ini dapat menurunkan fungsi jantung sehingga berisiko terkena serangan jantung.
Berdasarkan analisis BMKG, konsentrasi PM2.5 di Jakarta dipengaruhi oleh berbagai sumber emisi baik, misalnya seperti transportasi dan residensial, hingga dari sumber regional seperti dari kawasan industri yang dekat dengan Jakarta. Emisi ini dapat terakumulasi dan menyebabkan terjadinya peningkatan konsentrasi yang dapat diukur dengan alat monitoring pengukuran konsentrasi PM2.5
Selain itu, proses pergerakan polutan udara ini dipengaruhi oleh pola angin yang bergerak dari satu lokasi ke lokasi yang lain. Angin ini dapat memberikan dampak terhadap akumulasi konsentrasi PM2.5 di wilayah Jakarta.
Faktor lain yang mempengaruhi peningkatan PM2.5 ini yakni adanya kelembaban udara yang relatif tinggi dan menyebabkan peningkatan dalam proses perubahwan wujud dari gas menjadi partikel. Proses ini menyebabkan terjadinya peningkatan konsentrasi PM2.5.

Kelembaban udara yang relatif tinggi ini menyebabkan munculnya lapisan inversi yang dekat dengan permukaan. Lapisan ini merupakan lapisan udara yang ditandai dengan peningkatan suhu udara seiring dengan peningkatan ketinggian lapisan. Dampaknya adalah polutan udara menjadi tertahan, dan tidak dapat bergerak ke lapisan udara lain. Hal ini mengakibatkan akumulasi konsentrasinya terukur di monitoring.
Menurut pihak BMKG, peningkatan konsentrasi PM2.5 yang berdampak pada penurunan kualitas udara di Jakarta ini memberikan pengaruh yang negatif terhadap individu yang memiliki riwayat terhadap gangguan saluran pernapasan dan kardiovaskuler.
Karena itulah, masyarakat dihimbau untuk dapat mengurangi aktivitas di luar ruangan dan selalu menggunakan masker agar dapat mengurangi tingkat paparan terhadap polutan udara.
Pada Jumat, 17 Juni 2022 Jakarta kembali menempati posisi di deretan atas kota yang memiliki kualitas udara buruk di dunia setelah pernah mencatat hal serupa. Merujuk pada data IQAir pukul 08.21, kualitas udara Jakarta sempat menempati posisi teratas. Namun pada Senin, 20 Juni 2022 pukul 21.05,

Daerah Khusus Ibukota Jakarta ini bergeser ke peringkat ke tiga.

Sementara Dubai, Uni Emirat Arab menduduki peringkat pertama.
Kendati demikian, kadar kualitas udara di Jakarta masih terbilang “tidak sehat” karena mencapai indeks 158, dikutip dari situs web IQAir. IQAir merupakan suatu perusahaan teknologi kualitas udara Swiss yang dikhususkan dalam perlindungan terhadap polutan udara, mengembangkan produk pemantauan kualitas udara dan pembersih udara. IQAir juga memeringkatkan kualitas udara dari seluruh dunia. Pihak IQAir pun memberikan imbauan untuk melindungi diri kita dari dampak situasi tersebut.
Yang pertama, selalu pakai masker. Lalu, gunakan pembersih udara seperti air purifer yang tersedia, hindari udara yang tidak bersih dengan menutup kaca jendela, dan meminimanilisir kegiatan olahraga di luar ruangan. Cara lain untuk melindungi diri dari kualitas udara yang tidak sehat juga diberikan oleh dr. Alberta Jesslyn Gunardi. BMedSc Hons melalui klikdokter, selain yang disebutkan diatas; diantaranya yakni selalu menjaga kesehatan tubuh, hindari olahraga di jam sibuk karena dapat memicu kerusakan pada saluran pernapasan, hindari merokok, segera mandi setelah keluar rumah, manfaatkan tanaman, dan hindari membakar sampah karena asapnya dapat berpotensi membahayakan saluran pernapasan.
Selain itu, tanaman hias merupakan cara yang cepat dan efektif untuk membersihkan udara, tidak hanya sekadar dekorasi. Pilihlah tanaman yang dapat menghilangkan polutan, seperti Bromeliad. Tanaman ini dapat menghilangkan polutan lebih dari 80 persen selama 12 jam.
Sementara itu, pihak Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menyarankan jika kualitas udara buruk, sebaiknya pindahkan aktivitas fisik ke dalam ruangan dan ubah menjadi sesuatu yang kurang intens. Misalnya seperti memilih berjalan kaki dibandingkan jogging atau berlari kecil.
Seperti yang kita ketahui, jalanan Jakarta sering dilanda kemacetan lalu lintas. Dengan banyaknya kendaraan di jalanan membuat polusi dari asap kendaraan tersebut menyebar luas, polusi dari asap kendaraan ini pun tidak baik untuk kesehatan. Karena itu kita juga harus meminimalisir pergerakan kendaraan pribadi, misalnya seperti beralih menggunakan angkutan umum atau transportasi massal untuk bepergian jarak sedang–jauh. Karena dengan adanya integrasi seluruh angkutan umum baik sistem tiket, dapat menekan arus kendaraan di Jakarta.

Pihak IQAir melaporkan bahwa polusi di Jakarta berkualitas buruk. Pada 2019, kualitas udara di Jakarta tercatat dengan rata–rata tahuan PM2.5 49,4 g/m3. PM2.5 mengacu pada materi mikroskopis tertentu dengan diameter 2,5 mikrometer, dengan berbagai efek yang dapat merugikan kesehatan manusia dan lingkungan.
Oleh karena itu kita sebagai manusia harus selalu berpartisipasi dalam upaya mengurangi polusi udara dan selalu menjaga kesehatan agar terhindar dari gangguan pernapasan akibat polusi udara.